Processor, not RAM!



Kayaknya sudah cukup lama saya tidak mengutak-atik blog ini. Bukan apa-apa, tapi saya memang sedang sibuk menjajal seri Karmic Koala alias Ubuntu 9.10 ini. Dibalik kinerja dan tampilan Koala yang semakin sempurna, ada beberapa hal yang mengecewakan bagi saya. Namun ini nampaknya karena spek notbuk saya yang memang sudah tidak mendukung implementasi Karmic Koala.

Saya tidak akan menyebut Celeron sebagai crippled processor - seperti pernah saya baca, tetapi Celeron atau bukan, nampaknya ada batas tertentu bagi kombinasi kinerja prosesor dan sistem operasi. Kinerja terbaik notbuk saya adalah ketika menggunakan versi 8.10. Bahkan saya sampai menginstal tiga desktop: Studio, Sabily (waktu itu masih Muslim Edition), dan Ubuntu standar. Semuanya berjalan normal, tidak ada masalah sama sekali. Saya bisa menampilkan efek desktop Extra dan menggunakan Cairo Dock dengan santai. Ditambah sejumlah aplikasi multimedia terbaik yaitu Amarok 1.4 dan Kaffeine (hello..., dimana kalian sekarang?) yang jelas-jelas lebih sempurna dari Audacious dan VLC yang dengan sangat terpaksa saya gunakan sekarang :(

Ada lagi satu hal yang saya temukan: kinerja komputer ternyata sangat ditentukan oleh kemampuan prosesor, bukan besarnya kapasitas memori (RAM)! Dulu dijaman 8.10, dengan RAM standar bawaan 512MB, grafik pemakaian memori melonjak tinggi hingga 90% tapi prosesor biasa-biasa saja, paling 50-60%. Namun sejak 9.04, prosesor terpakai hingga 100%, sedangkan memori - yang sudah ditambah menjadi 1,5GB, paling terpakai 40%! Akibatnya notbuk sering sekali mati mendadak - kemungkinan overheat. Saya bisa menerima bahwa ini konsekuensi perbaikan tampilan yang semakin baik pada 9.04, dan pada upgrade kernel, memang pemakaian prosesor lebih menurun dan boleh dikata tidak pernah overheat lagi.

Pada Ubuntu 9.10, hal yang sama terulang lagi. Walaupun setelah upgrade kernel ke 19 dan 20 masalah ini berkurang, namun tetap saja kinerja notbuk saya tidak seindah masa-masa jaya Intrepid Ibex. Ditambah dengan tidak adanya Amarok dengan equilizer dan Kaffeine, maka lengkaplah penderitaan saya :(

Postingan populer dari blog ini

Cara mengganti boot screen pada Ubuntu